Jumat, 23 Maret 2012

HUBUNGAN ANTARA DIABETES MELLITUS DAN HIPERLIPIDEMIA


Ada beberapa faktor pencetus terjadinya hiperlipidemia, salah satunya adalah faktor primer yaitu kerusakan genetik yang meliputi kelainan pada protein, sel, dan fungsi organ lainnya yang mengakibatkan keadaan yang tidak normal pada lipoprotein. Hal tersebut dapat dilihat pada saat diagnosis dan dalam periode pra diabetes. Gambaran pada masing-masing pasien pun berbeda, karena hal ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti faktor genetik, gaya hidup, jenis kelamin, obesitas, tingkat aktivitas fisik, merokok, asupan alkohol, diet, kontrol glikemik yang buruk, dan lain-lain. Faktor lain yang dapat memicu terjadinya hiperlipidemi adalah resistensi insulin. Pada keadaan normal, insulin akan menekan sintesis dan sekresi VLDL hati dengan meningkatkan degradasi apoprotein B-100, yang merupakan apoprotein utama dalam pembentukan VLDL, dan menghambat transfer mikrosomal yang penting dalam pembuatan VLDL. Pada resistensi insulin, peningkatan fluks asam lemak non-esterifikasi bersama dengan kurangnya penghambatan pembentukan VLDL menyebabkan kelebihan produksi VLDL à VLDL mengalami overproduksi.

Pada penderita diabetes mellitus, hormon insulin tidak bekerja, oleh karena itu hormon glukagon yang bekerja. Glukagon bekerja dengan 3 mekanisme, yaitu glukogenolisis, glukoneogenesis, dan lipolisis. Glukosa tidak bisa diubah menjadi energi sehingga untuk mendapatkan energi dilakukan pemecahan lemak melalui mekanisme lipolisis. Hasil akhir dari pemecahan lemak adalah asam lemak yang banyak dalam darah. Asam lemak tersebut kemudian dibawa ke hati untuk diubah menjadi trigliserida dan kolesterol. Jumlah trigliserida yang berlebihan dalam darah akan mengakibatkan terjadinya hipertrigliseridemia. Hipertrigliseridemia merupakan penyebab hiperlipidemia sekunder.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar